Yayasan Difabel Mandiri Indonesia

Lokakarya Sekolah Pasar Modal untuk Penyandang Disabilitas

https://www.youtube.com/watch?v=J7jrjZ2AqU4&feature=youtu.be

Lokakarya Pelatihan Pasar Modal Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah tahunan menjalankan Sekolah Pasar Modal (SPM). Setahun kemarin bahkan lebih dari 100 SPM Reguler maupun Non Reguler diselenggarakan di Jakarta.
Tapi SPM kemarin betul-betul beda, sampai saya merasa harus share yang satu ini.
Mulai dari halte gedung BEI, ketika perlahan dan satu persatu peserta SPM Non Reguler turun dari mobil khusus pengguna kursi roda yang mereka sewa sendiri. Apa? Kursi roda? Ya.. Mereka tuna daksa. Sebagian lagi berjalan dengan bantuan kruk.
Hati mulai meleleh. Satpam dan security yang biasanya galak menyambut dengan senyum dan dengan lembut membantu mendorong setiap kursi roda naik ke lobby. Duuh..
Masuk ke lokasi gedung, 3 orang tuna netra terlihat beriringan memegang pundak seorang polisi jaga (anak kecil biasa menyebutnya “kereta-keretaan”) mulai dari lift di GF, naik, dan keluar lift menuju ruang seminar. Mereka dipapah ke kursinya satu persatu. Fyi, 3 orang ini menempuh perjalanan dari Lampung, dan dari pangkalan bus menuju gedung BEI menggunakan Damri, hehe.. Dan sampai kelas berakhir ga pernah berhenti bercanda.
Di sofa dekat ruang seminar, sudah hadir seorang yang keliatan ekspresif dan cerewet banget dikelilingi 3-4 orang. Tapi cerewet dan obrolan canda mereka sunyi, hanya bahasa isyarat yang dipakai. Ya, mereka tuna rungu.


Kursi, maaf, meja di ruang seminar berangsur penuh. Tercatat 40 orang dan yang paling jauh terbang dari Aceh. Yang nggak bisa lihat berkelompok di sisi kiri, yang nggak bisa dengar berkelompok di sisi kanan dengan entrepreteur di hadapan mereka. Yang pakai kruk atau kaki palsu bebas memilih tempat, dan yang berkursi roda menguasai wilayah belakang untuk kemudahan manuver, hehe..
Dan dimulailah sekolah pasar modal. Luar biasa. Mereka punya antusias yang tinggi, pertanyaannya bagus-bagus dan detil. Sang pengajar sampai berkomentar setelahnya, bahwa respon mereka lebih bagus daripada ratusan kelas SPM yg pernah dibimbingnya. Keliatan sekali bahwa mereka menyimak dengan baik. Bercandanya cerdas, ledekannya valid, hehe, dan penuh kekeluargaan.
Alhasil, 100% peserta buka rekening efek, bahkan 1/3 diantaranya ternyata sudah menyelesaikan proses tersebut duluan karena nggak pengen ketinggalan menjajal transaksi saham pertama kali mereka bersama-sama. Ya, bahkan yang tuna netra pun menemukan caranya sendiri untuk menginput kode saham dan menekan tombol “Buy” di gadget mereka. Sungguh mandiri, dan wow, mereka pulang bawa saham. Mereka pulang bawa alternatif baru untuk kesejahteraan kehidupan mereka. Mereka adalah investor di pasar modal.
Saya menulis ini bukan karena mengasihani. Bukan. Saya justru terinspirasi. Saya termotivasi. Kalau mereka bisa “fight” sebegitunya untuk menyelamatkan masa depan keuangan mereka, saya kok lupa diri, santai-santai aja..


Pembelajaran memang masih panjang. Yuk Nabung Saham butuh ketekunan long term untuk memberi hasil teroptimal. Tapi kalo nggak mulai sekarang, ya kapan lagi?
Ini beneran ajakan. Bukan semata jargon. Yuk Nabung Saham.
#sekarangwaktunya #indonesiastockexchange

ditulis oleh : Luli Kriswitaluri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *